tataç cänudinaà dharmaù
satyaà çaucam kñamä dayä
kälena balinä räjan
naìkñyaty äyur balaà småtiù
Uraian tentang Kali-Yuga [jaman kekalutan
Dalam Çrémad-Bhägavatamanda akan menemukan banyak hal yang merupakan ramalan. Disana
disebutkan tentang kemunculan sang Buddha dan kemunculan Kalki Avatara
(Kalki Avatara akan muncul pada akhir dari Kali-Yuga) disana juga disebutkan tentang
kemunculan Sri Caitanya. Walaupun
Bhagavatam ditulis lima
ribu tahun yang lalu, penulisnya
mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan (tri-käla-jïa), dan karena itu dia dapat meramalkan semua
kejadian ini dengan keakuratan yang sempurna.
Jadi disini Çukadeva
Gosvämé menguraikan gejala-gejala utama pada jaman ini.
Gejala lain dari jaman Kali yang diramalkan dalam Çrémad-Bhägavatamadalah
berkurangnya daya ingat (småti).
Kita lihat jaman sekarang ini, orang-orang tidak memiliki daya ingat yang tajam – mereka mudah
lupa. Mereka mungkin mendengarkan sesuatu setiap harinya, tetapi tetap saja dia melupakannya. Begitu juga , kekuatan badan (balam) menurun. Anda
dapat mengerti semua Ini, karena kalian tahu bahwa ayah dan kakekmu secara fisik lebih
kuat darimu. Jadi, kekuatan tubuh merosot, daya ingat merosot, dan usia hidup merosot – dan semua ini diramalkan dalam
Çrémad-Bhägavatam.
Gejala Kali-yuga
yang lainnya adalah kemerosotan
dalam bidang agama. Sebenarnya tidak ada pertanyaan tentang agama pada jaman ini –
semuanya hampir merosot menjadi kosong. Tidak seorangpun tertarik pada agama. Gereja dan kuil ditutup, terkunci.
Tempat-tempat itu menjadi tempat tinggal
anjing, sehingga dharma , agama,menjadi
merosot.
Kejujuran, kebersihan,
Gejala lainnya adalah vittam eva kalau nèëäà
janmäcära-guëodayaù: “Dijaman Kali , kualitas dan kedudukan sosial seseorang akan dihitung sesuai dengan
jumlah kekayaannya.” [Çrémad-Bhägavatam
12.2.2] dahulu kedudukan seseorang diberikan sesuai dengan pemahaman
spiritualnya. Sebagai contoh, seorang brähmaëa
dihormati karena dia mengerti tentang brahman – dia sadar akan roh yang utama. tetapi sekarang di Kali-yuga sesungguhnya
tidak ada brähmaëa karena
orang-orang mendapatkan gelar brahmana hanya karena janma
atau kelahirannya atau hak sejak kelahirannya. Dahulu juga ada hak sejak lahir, tetapi
sesungguhnya seseorang dikenali sesuai dengan kelakuannya. Jika seseorang lahir
dalam keluarga brahmana atau keluarga
ksatriya, dia harus bertingkah laku
sebagai seorang brahmana atau ksatriya. Dengan kata lain , kehormatan diberikan
sesuai dengan tingkah laku dan pendidikan. Namun
sekarang, vittam eva kalau nèëäm: jika anda memiliki uang maka segala sesuatu menjadi tersedia. Anda
mungkin adalah seorang dari kelas ketiga atau kelas
keempat atau seorang pada kelas kesepuluh, tetapi jika entah bagaimana anda bisa
mendapatkan uang, maka anda akan sangat dihormati. Gejala
Kali-yuga yang lainnya: dharma-nyäya-vyavasthäyäà käraëaà balam eva hi. “Prinsip-prinsip keagamaan dan keadilan akan ditentukan oleh sebuah
pamer kekuatan.“ [Çrémad-Bhägavatam
12.2.2] jika anda memiliki pengaruh, maka segalanya akan ditentukan berdasarkan
keinginanmu. Berikutnya adalah däm-patye 'bhirucir hetur mäyaiva vyävahärike: “Pernikahan akan dilakukan berdasarkan
cinta yang sementara, dan untuk menjadi seorang
pengusaha yang sukses seseorang harus
melakukan kecurangan.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.3] Hubungan antara suami dan istri akan tergantung pada abhiruci rasa suka satu sama lain. Tidak seorangpun
mengetahui bagaimana masa depan dari gadis dan pemuda itu. Karena itu semua orang menjadi tidak bahagia.
Enam bulan kemudian setelah pernikahan – perceraian. Ini terjadi karena
pernikahan hanya berdasarkan rasa suka yang dangkal, bukan karena
pengertian yang mendalam, tetapi pada
jaman Kali-yuga ini dikatakan, däm-patye 'bhiruciù: pernikahan
terjadi hanya karena rasa suka yang dangkal antara satu sama
lain , hanya itu. Suka selama sesaat
berarti benci untuk saat-saat berikutnya. Ini adalah fakta. Jadi pernikahan
berdasarkan rasa suka yang dangkal tidak bernilai
sama sekali.
Gejala berikutnya
Gejala lainnya
dalam Kali-yuga adalah nyäya-daurbalyaà päëòitye cäpalaà vacaù: “Mereka yang tidak memiliki uang tidak
bisa mendapatkan keadilan, dan orang yang mahir mempermainkan
kata-kata akan dianggap sebagai seorang yang terpelajar.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.4]
anäòhyataiväsädhutve
sädhutve dambha eva tu
svékära eva codvähe
snänam eva prasädhanam
“Kemiskinan akan dianggap sebagai suatu yang hina, pada saat yang bersamaan seorang munafik yang dapat tampil akan dianggap saleh. Pernikahan
terjadi hanya berdasarkan perjanjian semata, dan hanya dengan mandi akan dianggap kebersihan dan perhiasan tubuh yang pantas. [Çrémad-Bhägavatam 12.2.5]
Gejala
lain adalah düre väry ayanaà térthaà lävaëyaà keça-dhäraëam: “Dengan hanya pergi kesuatu sungai yang jauh dianggap sebagai
suatu tirtha-yatra yang benar, dan seorang pria akan berpikir dia tampan apabila dia memiliki rambut yang panjang.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.6] lihatlah bagaimana sempurnanya Çrémad-Bhägavatam meramalkan masa depan.” Siapa yang dapat mengetahui jika orang akan tertarik untuk memelihara
rambut panjang? Namun itu disebutkan dalam Bhägavatam: keça-dhäraëam. Keça berarti “rambut panjang” dan dhäraëam berarti “memelihara”. Gejala lainnya adalah düre väry-ayanaà tértham: orang-orang akan berpikir bahwa tempat
tirtha-yatra haruslah jauh. Setiap agama memiliki tértha. Mereka juga berpikir mereka harus
melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan tértha. Tetapi
sesungguhnya, térthé-kurvanti
térthäni:
a tértha: sebuah tértha
adalah tempat dimana terdapat seorang yang suci. Itulah tértha, bukanlah pergi sejauh sepuluh ribu mil dan kemudian hanya masuk
kedalam air atau mendapatkan air dan kemudian kembali.
Gejala lainnya adalah:
udaraà-bharatä svärthaù
satyatve dhärñöyam eva hi
däkñyaà kuöumba-bharaëaà
yaço-'rthe dharma-sevanam
“Tujuan hidup nantinya hanyalah untuk mengisi perut semata,
evaà prajäbhir duñöäbhir
äkérëe kñiti-maëòale
brahma-viö-kñatra-çüdräëäà
yo balé bhavitä nåpaù
Tidak masalah
apakah dia seorang brähmaëa atau kñatriya atau kñatriya atau seorang çüdra ataukah seorang caëòäla[pemakan anjing]. Jika seseorang
berkekuatan untuk mendapatkan suara, dia akan mendapatkan posisi
sebagai pemimpin, presiden atau raja. Dalam sistem dimasa lalu
hanya kñatriya yang bisa mendapatkan tahta kerajaan, bukanlah seorang brähmaëa, vaiçya, atau çüdra. Tetapi, sekarang di Kali-yuga tidak ada yang namanya kñatriya atau brähmaëa. Sekarang kita memiliki demokrasi. Siapapun yang bisa mendapatkan suara
dengan cara apapun bisa mendapat-kan
posisi sebagai pemimpin. Dia mung-kin saja bajingan nomor
satu, tetapi dia akan diberikan kekuasaan
tertinggi. Bhägavatam
menguraikan pemimpin jenis ini dalam sloka berikutnya:
prajä hi lubdhai räjanyair
nirghåëair dasyu-dharmabhiù
äcchinna-dära-draviëä
yäsyanti giri-känanam
Jadi, kaler
doña-nidhe räjan: dosa pada jaman ini
bagaikan lautan. Jika anda di biarkan di lautan Pasifik, anda tidak akan tahu bagaimana cara untuk menyelamatkan hidup
anda. Bahkan jika anda seorang perenang yang sangat ahli, tidak akan mungkin bagimu untuk
menyeberangi lautan Pasifik. Begitu juga Kali-yuga di uraikan dalam Bhägavatam sebagai lautan dosa. Jaman Kali dijangkiti oleh banyak
penyakit sehingga tampak tidak ada jalan keluar. Tetapi ada sebuah obat: kértanäd eva kåñëasya mukta-saìgaù paraà vrajet [SB 12.3.51]. Bhägavatam menjelaskan jika anda mengucapkan nama Kåñëa anda akan dilepaskan dari berbagai macam penyakit
Kali-yuga ini.