Mengakhiri bulan dengan menjual buku merupakan hal yang sangat menyenangkan, menyebarkan buku-buku Srila Prabhupada kepada insan-insan yang berusaha mencari pencerahan.
Srila Prabhupada mendirikan ISKCON untuk mempropaganda gerakan kesadaran krishna di seluruh dunia, dan gerakan kesadaran krishna ini merupakan gerakan yang dinamis sehingga setiap orang yang ikut di dalam pergerakan ini akan selalu merasakan kebahagiaan yang semakin meningkat.
Minggu ini merupakan minggu yang spesial karena master sangkirtan yang selalu mengguncang pure rawamangun jakarta datang untuk menyemangatkan personil di bandung yang terbilang cukup sedikit.
Namun atas karunia dari seluruh penyembah, gerakan kesadaran krishna ini akan dapat berkembang secera pesat. hare krishna...
jay harinama sangkirtan ki..
Minggu, 26 Agustus 2012
Libur Lebaran
Penghuni bandung merayakan libur lebaran dengan mengguncang ancol dengan maha mantra :
para penonton pun terpesona dengan maha mantra yang di alunkan dengan sangat merdu oleh tim bhajan :
mohon karunia dari seluruh penyembah agar kegiatan ini dapat terus berlangsung di bandung dan jakarta..
jay harinama sangkirtan ki...
jay srila prabhupada ki..
jay gourangga mahaprabhu ki..
para penonton pun terpesona dengan maha mantra yang di alunkan dengan sangat merdu oleh tim bhajan :
mohon karunia dari seluruh penyembah agar kegiatan ini dapat terus berlangsung di bandung dan jakarta..
jay harinama sangkirtan ki...
jay srila prabhupada ki..
jay gourangga mahaprabhu ki..
Jumat, 24 Agustus 2012
Kegiatan Harinam Sangkirtan
Mengawali bulan dengan kirtan di Gasibu
(1 Agustus 2012)
Penyebaran buku @pure ujung berung, dengan penuh semangat untuk memuaskan keinginan prabhupada..
(5 Agustus 2012)
Agar gerakan kesadaran Krishna ini bersifat dinamis, lakukan harinam sangkirtan terus menerus maka prabhupad puas dan Krishnapun akan puas... harinam @pure Cimahi
(12 Agustus 2012)
Jay Harinam Sangkirtan ki....
Jay Prabhupad Books ki...
Jay Goura Nitai ki....
(1 Agustus 2012)
Penyebaran buku @pure ujung berung, dengan penuh semangat untuk memuaskan keinginan prabhupada..
(5 Agustus 2012)
Agar gerakan kesadaran Krishna ini bersifat dinamis, lakukan harinam sangkirtan terus menerus maka prabhupad puas dan Krishnapun akan puas... harinam @pure Cimahi
(12 Agustus 2012)
Jay Harinam Sangkirtan ki....
Jay Prabhupad Books ki...
Jay Goura Nitai ki....
Maha Vidya Edisi Agustus 2012
DAFTAR ISI
1. Gejala-Gejala
Kali Yuga (sumber : lecture Los Angeles , summer 1974)
2. Keagungan
Dari Bab Kedua Bhagavad-gita (Gita Mahatmya)
Gejala-Gejala Kali Yuga
tataç cänudinaà dharmaù
satyaà çaucam kñamä dayä
kälena balinä räjan
naìkñyaty äyur balaà småtiù
satyaà çaucam kñamä dayä
kälena balinä räjan
naìkñyaty äyur balaà småtiù
|
Dalam Çrémad-Bhägavatamanda akan menemukan banyak hal yang merupakan ramalan. Disana
disebutkan tentang kemunculan sang Buddha dan kemunculan Kalki Avatara
(Kalki Avatara akan muncul pada akhir dari Kali-Yuga) disana juga disebutkan tentang
kemunculan Sri Caitanya. Walaupun
Bhagavatam ditulis lima
ribu tahun yang lalu, penulisnya
mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan (tri-käla-jïa), dan karena itu dia dapat meramalkan semua
kejadian ini dengan keakuratan yang sempurna.
Jadi disini Çukadeva
Gosvämé menguraikan
gejala-gejala utama pada jaman ini. Dia mengatakan tataç cänudinam: seiring
berjalannya jaman ini [Kali-yuga], dharma , prinsip-prinsip keagamaan; satyam, kejujuran; çaucam, kebersihan; kñamä, sifat pemaaf; äyuù, usia hidup, balam, kekuatan tubuh; småti daya ingat –
kedelapan hal ini secara perlahan-lahan merosot menuju nol atau nyaris nol.
Gejala lain dari jaman Kali yang diramalkan dalam Çrémad-Bhägavatamadalah
berkurangnya daya ingat (småti).
Kita lihat jaman sekarang ini, orang-orang tidak memiliki daya ingat yang tajam – mereka mudah
lupa. Mereka mungkin mendengarkan sesuatu setiap harinya, tetapi tetap saja dia melupakannya. Begitu juga , kekuatan badan (balam) menurun. Anda
dapat mengerti semua Ini, karena kalian tahu bahwa ayah dan kakekmu secara fisik lebih
kuat darimu. Jadi, kekuatan tubuh merosot, daya ingat merosot, dan usia hidup merosot – dan semua ini diramalkan dalam
Çrémad-Bhägavatam.
Gejala Kali-yuga
yang lainnya adalah kemerosotan
dalam bidang agama. Sebenarnya tidak ada pertanyaan tentang agama pada jaman ini –
semuanya hampir merosot menjadi kosong. Tidak seorangpun tertarik pada agama. Gereja dan kuil ditutup, terkunci.
Tempat-tempat itu menjadi tempat tinggal
anjing, sehingga dharma , agama,menjadi
merosot.
Kejujuran,
kebersihan, dan sifat pemaaf juga merosot. Dulunya, jika
seseorang melakukan suatu kesalahan, pihak yang lain akan memaafkannya. Sebagai
contoh, Arjuna dibuat menderita oleh
musuh-musuhnya, tetapi tetap, di medan
perang Kuruksetra dia berkata, “Krishna
biarkan saya pergi, saya tidak ingin membunuh mereka.” Ini adalah sifat pemaaf.
Tetapi sekarang, bahkan untuk sebuah sindiran orang akan membunuh.
Gejala
berikutnya dari jaman ini adalah strétve puàstve ca hi ratir vipratve sütram eva hi: “Pasangan suami dan istri akan tinggal bersama hanya
selama adanya ketertarikan seksual, dan brahmana hanya dikenal hanya
karena mengenakan sebuah tali suci.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.3] Brahmana diberikan sebuah tali suci. Jadi sekarang
orang-orang berpikir “Sekarang saya memiliki tali suci, jadi saya telah
menjadi seorang brahmana. Saya mungkin
bertindak seperti seorang candala [pemakan daging anjing], tetapi itu tidak masalah.” Seseorang
tidak mengerti bahwa sebagai seorang brahmana dia memiliki banyak tanggung
jawab. Hanya karena dia memiliki tali suci yang berharga dua sen , dia berpikir dia telah menjadi seorang brahmana. Dan strétve puàstve ca hi ratiù: suami dan istri akan tetap bersama selama
mereka menyukai satu sama lain , tetapi segera setelah
mereka mengalami masalah dalam hal itu , rasa cinta mereka akan berkurang.
Gejala lainnya
dalam Kali-yuga adalah nyäya-daurbalyaà päëòitye cäpalaà vacaù: “Mereka yang tidak memiliki uang tidak
bisa mendapatkan keadilan, dan orang yang mahir mempermainkan
kata-kata akan dianggap sebagai seorang yang terpelajar.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.4]
anäòhyataiväsädhutve
sädhutve dambhaeva tu
svékäraeva codvähe
snänameva prasädhanam
sädhutve dambha
svékära
snänam
“Kemiskinan akan dianggap sebagai suatu yang hina, pada saat yang bersamaan seorang munafik yang dapat tampil akan dianggap saleh. Pernikahan
terjadi hanya berdasarkan perjanjian semata, dan hanya dengan mandi akan dianggap kebersihan dan perhiasan tubuh yang pantas. [Çrémad-Bhägavatam 12.2.5].
Gejala lain adalah düre väry-ayanaà térthaà lävaëyaà keça-dhäraëam: “Dengan hanya pergi kesuatu sungai yang jauh dianggap sebagai
suatu tirtha-yatra yang benar, dan seorang pria akan berpikir dia tampan apabila dia memiliki rambut yang panjang.” [Çrémad-Bhägavatam 12.2.6] lihatlah bagaimana sempurnanya Çrémad-Bhägavatam meramalkan masa depan.” Siapa yang dapat mengetahui jika orang akan tertarik untuk memelihara
rambut panjang? Namun itu disebutkan dalam Bhägavatam: keça-dhäraëam. Keça berarti “rambut panjang” dan dhäraëam berarti “memelihara”. Gejala lainnya adalah düre väry-ayanaà tértham: orang-orang akan berpikir bahwa tempat
tirtha-yatra haruslah jauh. Setiap agama memiliki tértha. Mereka juga berpikir mereka harus
melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan tértha. Tetapi
sesungguhnya, térthé-kurvanti
térthäni:
a tértha: sebuah tértha
adalah tempat dimana terdapat seorang yang suci. Itulah tértha, bukanlah pergi sejauh sepuluh ribu mil dan kemudian hanya masuk
kedalam air atau mendapatkan air dan kemudian kembali.
Gejala lainnya adalah:
udaraà-bharatä svärthaù
satyatve dhärñöyameva hi
däkñyaà kuöumba-bharaëaà
yaço-'rthe dharma-sevanam
“Tujuan hidup nantinya hanyalah
untuk mengisi perut semata, satyatve dhärñöyam
däkñyaà kuöumba-bharaëaà
yaço-'rthe dharma-sevanam
äkérëe kñiti-maëòale
brahma-viö-kñatra-çüdräëäà
yo balé bhavitä nåpaù
Tidak masalah apakah dia seorang brähmaëa
atau kñatriya atau kñatriya
atau seorang çüdra ataukah seorang caëòäla[pemakan anjing]. Jika seseorang
berkekuatan untuk mendapatkan suara, dia akan mendapatkan posisi
sebagai pemimpin, presiden atau raja. Dalam sistem dimasa lalu
hanya kñatriya yang bisa mendapatkan tahta kerajaan, bukanlah seorang brähmaëa, vaiçya, atau çüdra. Tetapi, sekarang di Kali-yuga tidak ada yang namanya kñatriya atau brähmaëa. Sekarang kita memiliki demokrasi. Siapapun yang bisa mendapatkan suara
dengan cara apapun bisa mendapat-kan
posisi sebagai pemimpin. Dia mung-kin saja bajingan nomor
satu, tetapi dia akan diberikan kekuasaan
tertinggi. Bhägavatam
menguraikan pemimpin jenis ini dalam sloka berikutnya:
prajä hi lubdhai räjanyair
nirghåëair dasyu-dharmabhiù
äcchinna-dära-draviëä
yäsyanti giri-känanam
nirghåëair dasyu-dharmabhiù
äcchinna-dära-draviëä
yäsyanti giri-känanam
Keagungan
Dari Bab Kedua Bhagavad-gita
Sri
Vishnu mengatakan, “Lakshmi yang kusayangi, engkau telah
mendengar dariKu keagungan dari bab pertama Bhagavad-gita.
Sekarang dengarkanlah dengan penuh perhatian, Aku akan menceritakan kepadamu
keagungan dari bab kedua.
Suatu saat di selatan kota
Pandharpur, brahmana yang sangat terpelajar bernama
Devashyama tinggal. Dia mampu melaksanakan agni hotra(korban suci api) apapun. Dia juga menyadari pentingnya
menerima tamu. Dan karena perbuatannya dia telah memuaskan seluruh
dewa. Namun dia tidak bahagia dan tenteram dalam hati dan pikirannya. Dia berkeinginan untuk
memperoleh pengetahuan tentang hubungan antara sang roh dan roh yang utama, Paramatma, dan selama ini dia telah mengundang banyak yogi dan tapasvi, dan melakukan berbagai macam
pelayanan kepada mereka dan bertanya kepada mereka
tentang kebenaran mutlak. Seperti inilah dia melewati tahun-tahun kehidupannya.
Suatu hari, ketika dia berjalan, dia melihat seorang yogi di hadapannya, duduk bersila
dengan mata yang memandang ujung hidungnya
dengan mantap, betul-betul khusuk dalam meditasinya. Devashyama dapat melihat
bahwa yogi ini sangat tenang, dan tanpa hasrat keinginan material. Devashyama, dengan rasa hormat yang besar, bersujud pada kaki yogi itu , dan bertanya darinya,
bagaimana dia dapat mencapai kedamaian
dalam pikirannya. Pada saat itu , yogi itu , yang memiliki pengetahuan yang lengkap tentang
Personalitas Tuhan Yang Maha Kuasa, Sri Krishna , menganjurkan Devashyama
untuk pergi menuju desa Sowpur dan menemui seorang yang bernama Mitravan; yang pekerjaannya
mengembalakan kambing; dan mem-peroleh ajaran
mengenai pengetahuan tentang kesadaran Tuhan darinya. Setelah mendengar
semuanya, Devashyama mempersembah rasa hormatnya di kaki yogi itu lagi dan lagi, kemudian dia segera pergi menuju
Sowpur. Ketika tiba disana dia melihat pada bagian utara,
sebuah hutan indah yang dikatakan sebagai tempat
tinggal Mitravan. Ketika dia memasuki tempat itu , dia melihat pada tepian
sungai kecil, Mitrawan duduk diatas sebuah batu.
Mitravan tampak sangat menawan dan sangat damai. Di hutan itu angin bertiup dengan
lembutnya dan aroma yang harum tercium dari setiap penjuru.
Kambing-kambing dengan tenangnya bergerak kesana-kemari, sama sekali tanpa rasa takut. Beberapa terlihat
sedang duduk bersebelahan dengan harimau dan binatang buas lainnya juga tampak sangat jinak. Ketika Devashyama melihat pemandangan ini, pikirannya
menjadi sangat damai, dan segala hormat dia mendekati Mitravan dan duduk dekat dengannya,
Mitravan tampak sangat khusuk dalam meditasinya. Setelah beberapa lama , Devashyama bertanya
darinya, bagaimana dia dapat mencapai bhakti kepada Sri Krishna. Ketika Mitravan
mendengar pertanyaan ini, selama beberapa saat dia terdiam, berpikir
dalam-dalam. Kemudian dia menjawab, “Devashyama yang terpelajar dan kuhormati, dahulu, saya
sedang berada didalam hutan sedang menjaga kambing, saat harimau yang sangat ganas datang
menyerang. Pada saat itu semua kambing berlarian
kesana-kemari untuk menyelamatkan diri mereka. Saya juga berlari karena takut
kepada harimau itu. Dari kejauhan saya melihat ke belakang dan melihat harimau itu menangkap salah satu
kambingku. Pada saat itu suatu hal yang aneh dan ajaib terjadi. Harimau itu kehilangan semua amarah dan keinginannya untuk memakan
kambingku. Kemudian, kambing itu bertanya kepada harimau itu , “Kamu telah mendapatkan
makananmu, jadi mengapa kamu tidak memakan daging dari badanku ini? Kamu
seharusnya membunuhku, dan dengan senangnya memakan
dagingku. Mengapa kamu ragu-ragu?”
Harimau itu berkata,”Kambing yang terhormat, karena saya
telah datang ke tempat ini, seluruh amarahku
telah meninggalkanku dan saya tidak lapar dan haus lagi”. Kambing itu berkata, “Saya juga tidak tahu mengapa saya
merasa tidak takut dan damai. Apakah sebab dari semua ini? Jika kamu
tahu, katakanlah kepadaku.”
Harimau itu menjawab, “Aku juga tidak mengetahuinya, mari kita bertanya kepada orang itu.” Ketika saya melihat
perubahan ini terjadi diantara harimau dan kambing itu , saya menjadi sangat
heran. Pada saat itu mereka berdua mendekatiku dan bertanya sebab dari semua ini. Saya melihat
eekor monyet duduk pada dahan sebuah pohon didekatku. Saya berjalan bersama
kedua binatang itu dan bertanya kepada raja kera itu. Kera itu menjawab dengan penuh rasa hormat.
“Dengarkanlah
saya akan mengatakan kepadamu cerita
yang sangat tua ini. Di hutan itu , yang ada didepan kalian, terdapat
kuil yang sangat besar didalamnya
Dewa Brahma menstanakan
Shivalingga. Dahulu kala, seorang rsi yang sangat terpelajar bernama
Sukama, yang telah banyak melakukan
pertapaan, tinggal disini. Setiap hari dia akan membawa bunga dari hutan dan air dari sungai, dan memuja Dewa Shiva.
Ketika rsi itu mendengar kata-kata dari Sukama, yang penuh dengan ketundukan
hati, dia menjadi sangat senang. Dan dia menuliskan pada sebuah
batu Bab Kedua dari Srimad Bhagavad-gita. Dia kemudian meminta Sukama
untuk membaca sloka-sloka itu setiap hari. “Dengan
begitu, engkau akan segera memcapai
tujuanmu.” Setelah berkata demikian, rsi itu menghilang dari tempat itu selagi Sukama memandangnya.
Setelah itu , untuk mengikuti instruksi
dari rsi itu , Sukama membaca
sloka-sloka itu setiap hari selama masa hidupnya. Dengan cepat dia mendapatkan pengetahuan yang lengkap tentang Sri Krishna. Dan sejak dia mulai melafalkan
sloka-sloka itu , dia tidak lagi merasa lapar dan haus.
Mitravan berkata, “Devashyama yang terhormat, setelah kera itu selesai menceritakan cerita
yang menakjubkan itu , Aku bersama harimau dan kambing itu pergi menuju kuil itu. Disana kami menemukan Bab Kedua
Srimad Bhagavad-gita tertulis pada sebongkah batu. Dan saya mulai melafalkan
sloka-sloka itu setiap hari. Dengan cara ini, kami dengan cepat dapat
mencapai rasa bhakti kepada Tuhan Sri Krishna. Brahmana yang terhormat, jika anda juga mulai membaca sloka dari Bab kedua Srimad
Bhagavad-gita, anda bisa dengan cepat mendapatkan karunia Sri Krishna.
MahaVidya
Layanan gratis
setiap purnama-tilem oleh:
Pesona
Alam Jln.Permana Atas (1,2km) Cimahi
Website:
www.iskconbdg.blogspot.com
Bagi
yang tertarik pada pengetahuan ini, dipersilakan
menghubungi alamat diatas. Tersedia buku, kaset, CD/VCD kerohanian.
Langganan:
Postingan (Atom)