Selasa, 11 Desember 2012

Kali Yuga Maha Matra, Gayatri Mantra Kah??


KALI YUGA MAHA MANTRA
(Mantra Pembebasan di Zaman Kekalutan)




Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI)
Indonesian Sampradaya  for Krishna Consciousness (ISKCON)

Yajna yang paling efektif di zaman Kali.
krte yad dhayato visnum
tretayam yajato makhaih
dvapare paricaryayam
kalau tad hari kirtanat
“Hasil apa pun yang diperoleh  dari meditasi kepada Sri Wisnu di zaman Satya,  persembahan korban suci di zaman Treta, melayani kaki padma Tuhan melalui pemujaan kepada arca vigraha Beliau di zaman Dwapara,  dapat juga diperoleh pada zaman ini dengan cara mengucapkan nama suci Sri Hari (Maha Mantra Hare Krsna).” (Bhagawata Purana 12.3.52)

Ciri-ciri Kaliyuga.
prayenalpayusah sabhya kalav asmin yuge janah mandah sumandah-matayo manda-bhagya hy upadruta
“O resi terpelajar, pada zaman besi/zaman Kali, manusia berusia pendek, suka bertengkar, malas, salah bimbing, kurang beruntung, dan terutama sekali mereka selalu terganggu.” (Bhagavata Purana 1.1.10)

Maha Mantra Hare Krsna tersebut antara lain terdapat dalam Kalisantarana Upanisad, bagian dari Yajur Veda, yang  uraiannya sebagai berikut :

Hari om.
Di penghujung-akhir Dvaparayuga, Maha Resi Narada menghadap Dewa Brahma  seraya bertanya, “Wahai Bhagavan, guru hamba yang mulia,  setelah berkeliling dunia, begitu banyak hamba jumpai penderitaan yang sangat mengenaskan, mohon Anda berkenan memberikan jalan-keluar agar para mahluk hidup dapat melepaskan diri dari pengaruh buruk Kaliyuga
Kemudian dewa Brahma menjawab;
”Pertanyaanmu sangat tepat, hakekat rohani yang sangat dalam dan rahasia dari Sruti Sastra  (Rg Weda, Yajur Weda, Sama Weda, Atharva Weda, dan lain-lain) mampu menyeberangi  samudra kesengsaraan zaman Kali yang berupa kelahiran dan kematian yang terjadi  berulang kali. Camkan hal ini dengan baik.  Karena hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Krsna sajalah, segala pengaruh buruk zaman Kali dapat dihancurkan.”
Maha Resi Narada kembali bertanya: “Nama Suci Sri  Krsna yang manakah yang Anda maksud?”
Selanjutnya Dewa Brahma menjawab:
Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare Hare, Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare.
Iti sadosakam namnam kali-kalmasa nasanam natah parataropayah
sarva vedesu drsyate.

“O Sakti Tuhan, O Tuhan, mohon beri hamba kesempatan untuk berbhakti kepada  kaki padma Anda. Enambelas kata dalam  Maha Mantra Hare Krsna secara khusus dimaksudkan untuk menghancurkan segala dosa  di zaman Kali. Untuk  menyelamatkan diri dari ketercemaran Kaliyuga tidak ada pilihan lain kecuali hanya dengan  mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna. Penelitian saksama atas   seluruh kesusastraan Weda (sarva vedesu drsyate),  di zaman ini, tidak ditemukan  adanya metode keagamaan yang semulia mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna.
Kembali Maha Resi Narada bertanya; “Guru yang mulia, bagaimana ketentuan dan peraturan  dalam mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini ?”
Dewa Brahma menjawab:  “Tidak ada aturan-peraturan (yang khusus) dalam mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini. Setiap saat, apakah seseorang dalam keadaan suci maupun tidak suci, dia dapat mengucapkan mantra ini. Dengan mengucapkan Maha Mantra ini, orang akan mampu mencapai moksa atau terbebas dari kelahiran dan kematian.

Jika seseorang berjapa atau mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini sebanyak tiga setengah koti (35.000.000), maka dia akan dibebaskan dari dosa-dosa akibat membunuh brahmana, dosa akibat membunuh perwira, dosa akibat mencuri emas. Dia juga akan dibebaskan dari dosa-dosa akibat kesalahan atau penghinaan  kepada leluhur, para Dewa, Tuhan dan kesalahan terhadap manusia atau orang lain. Dia akan dibebaskan dengan segera dari dosa-dosa akibat meninggalkan segala dharma atau kewajiban-kewajiban suci yang telah ditetapkan. Dia segara disucikan.
Demikianlah Upanisad ini. Harih Om Tat Sat.


Beberapa sumber lain tentang keagungan Nama Suci Sri Krishna :

Brhan Naradiya purana 38.126
harer nama harer nama
harer nama iva kevalam
kalau nasty eva nasty eva
nastyeva gatir anyataha
“Pada zaman Kali, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan spiritual kecuali hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari  (Maha Mantra Hare Krsna).

Bhagawata Purana  6.3.31:
tasmat sankirtanam visnor
jayan mangalam amhasam
mahatam api kauravya
viddy aikantika niskritam
Sukadeva Gosvami menyampaikan lebih jauh, “Baginda raja yang saya hormati, cara mengucapkan nama suci Tuhan dapat  mencabut  bahkan reaksi  dosa terbesar sekalipun. Karena itu kegiatan Sankirtanam (pengucapan Maha Mantra Hare Krsna secara beramai-ramai) adalah kegiatan  yang paling mensejahterakan di seluruh alam semesta. Pahamilah hal  ini agar orang lain menerimanya dengan sungguh-sungguh.”

Bhagawata Purana 12.3.51:
kaler dosa nidhe rajan
asty eko mahan gunah
kirtanad eva krsnasya
muktah- sanga param vrajet

“Walaupun Kaliyuga lautan dosa, namun masih ada satu sifat baiknya, yaitu hanya dengan mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna seseorang dapat dibebaskan dari ikatan duniawi dan mencapai  dunia rohani (kerajaan Tuhan yang kekal).”

Caitanya Caritamrta, Antya 20.8
harse prabhu kahena,-suna
svarupa-rama-raya

nama-sankirtana-

kalau parama upaya

“Ketahuilah dariKu (Caitanya Mahaprabhu) bahwa mengucapkan nama suci Tuhan adalah cara yang mudah untuk mencapai pembebasan di zaman Kali  (zaman kekalutan).”

Bhagawata Purana 11.5.36 :
kalim sabhajayanty arya
guna-jnah sara-bhaginah

yatra sankirtanenaiva

sarva-svartho bhilabhyate

“Mereka yang dengan sungguh-sungguh berpengetahuan mampu mengaprisiasi makna khusus dari zaman Kali. Orang yang telah mencapai pengetahuan demikian memuja Kali-yuga, karena di zaman yang sangat merosot ini segala kesempurnaan hidup dapat dicapai dengan mudah melalui  sankirtana.”

Para bhakta di dalam Masyarakat Kesadaran Krishna, dalam kesehariannya diwajibkan mengucapkan mahamantra secara teratur dan berkelanjutan dengan mempergunakan japa-mala (manik-japa) yang terbuat dari  kayu Tulasi. Apabila Maha Mantra tersebut dikumandangkan secara bersama-bersama  apakah dengan atau tanpa diiringi alat-alat musik maka cara bhakti demikian dinamakan Kirtanam.**





Kali Yuga Maha Matra, Gayatri Mantra Kah??


KALI YUGA MAHA MANTRA
(Mantra Pembebasan di Zaman Kekalutan)




Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare
Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare

Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI)
Indonesian Sampradaya  for Krishna Consciousness (ISKCON)

Yajna yang paling efektif di zaman Kali.
krte yad dhayato visnum
tretayam yajato makhaih
dvapare paricaryayam
kalau tad hari kirtanat
“Hasil apa pun yang diperoleh  dari meditasi kepada Sri Wisnu di zaman Satya,  persembahan korban suci di zaman Treta, melayani kaki padma Tuhan melalui pemujaan kepada arca vigraha Beliau di zaman Dwapara,  dapat juga diperoleh pada zaman ini dengan cara mengucapkan nama suci Sri Hari (Maha Mantra Hare Krsna).” (Bhagawata Purana 12.3.52)

Ciri-ciri Kaliyuga.
prayenalpayusah sabhya kalav asmin yuge janah mandah sumandah-matayo manda-bhagya hy upadruta
“O resi terpelajar, pada zaman besi/zaman Kali, manusia berusia pendek, suka bertengkar, malas, salah bimbing, kurang beruntung, dan terutama sekali mereka selalu terganggu.” (Bhagavata Purana 1.1.10)

Maha Mantra Hare Krsna tersebut antara lain terdapat dalam Kalisantarana Upanisad, bagian dari Yajur Veda, yang  uraiannya sebagai berikut :

Hari om.
Di penghujung-akhir Dvaparayuga, Maha Resi Narada menghadap Dewa Brahma  seraya bertanya, “Wahai Bhagavan, guru hamba yang mulia,  setelah berkeliling dunia, begitu banyak hamba jumpai penderitaan yang sangat mengenaskan, mohon Anda berkenan memberikan jalan-keluar agar para mahluk hidup dapat melepaskan diri dari pengaruh buruk Kaliyuga
Kemudian dewa Brahma menjawab;
”Pertanyaanmu sangat tepat, hakekat rohani yang sangat dalam dan rahasia dari Sruti Sastra  (Rg Weda, Yajur Weda, Sama Weda, Atharva Weda, dan lain-lain) mampu menyeberangi  samudra kesengsaraan zaman Kali yang berupa kelahiran dan kematian yang terjadi  berulang kali. Camkan hal ini dengan baik.  Karena hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Krsna sajalah, segala pengaruh buruk zaman Kali dapat dihancurkan.”
Maha Resi Narada kembali bertanya: “Nama Suci Sri  Krsna yang manakah yang Anda maksud?”
Selanjutnya Dewa Brahma menjawab:
Hare Krsna Hare Krsna Krsna Krsna Hare Hare Hare, Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare.
Iti sadosakam namnam kali-kalmasa nasanam natah parataropayah
sarva vedesu drsyate.

“O Sakti Tuhan, O Tuhan, mohon beri hamba kesempatan untuk berbhakti kepada  kaki padma Anda. Enambelas kata dalam  Maha Mantra Hare Krsna secara khusus dimaksudkan untuk menghancurkan segala dosa  di zaman Kali. Untuk  menyelamatkan diri dari ketercemaran Kaliyuga tidak ada pilihan lain kecuali hanya dengan  mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna. Penelitian saksama atas   seluruh kesusastraan Weda (sarva vedesu drsyate),  di zaman ini, tidak ditemukan  adanya metode keagamaan yang semulia mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna.
Kembali Maha Resi Narada bertanya; “Guru yang mulia, bagaimana ketentuan dan peraturan  dalam mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini ?”
Dewa Brahma menjawab:  “Tidak ada aturan-peraturan (yang khusus) dalam mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini. Setiap saat, apakah seseorang dalam keadaan suci maupun tidak suci, dia dapat mengucapkan mantra ini. Dengan mengucapkan Maha Mantra ini, orang akan mampu mencapai moksa atau terbebas dari kelahiran dan kematian.

Jika seseorang berjapa atau mengucapkan nama suci Tuhan Yang Maha Esa ini sebanyak tiga setengah koti (35.000.000), maka dia akan dibebaskan dari dosa-dosa akibat membunuh brahmana, dosa akibat membunuh perwira, dosa akibat mencuri emas. Dia juga akan dibebaskan dari dosa-dosa akibat kesalahan atau penghinaan  kepada leluhur, para Dewa, Tuhan dan kesalahan terhadap manusia atau orang lain. Dia akan dibebaskan dengan segera dari dosa-dosa akibat meninggalkan segala dharma atau kewajiban-kewajiban suci yang telah ditetapkan. Dia segara disucikan.
Demikianlah Upanisad ini. Harih Om Tat Sat.


Beberapa sumber lain tentang keagungan Nama Suci Sri Krishna :

Brhan Naradiya purana 38.126
harer nama harer nama
harer nama iva kevalam
kalau nasty eva nasty eva
nastyeva gatir anyataha
“Pada zaman Kali, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain, tidak ada cara lain untuk mencapai kemajuan spiritual kecuali hanya dengan mengucapkan nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari, nama suci Sri Hari  (Maha Mantra Hare Krsna).

Bhagawata Purana  6.3.31:
tasmat sankirtanam visnor
jayan mangalam amhasam
mahatam api kauravya
viddy aikantika niskritam
Sukadeva Gosvami menyampaikan lebih jauh, “Baginda raja yang saya hormati, cara mengucapkan nama suci Tuhan dapat  mencabut  bahkan reaksi  dosa terbesar sekalipun. Karena itu kegiatan Sankirtanam (pengucapan Maha Mantra Hare Krsna secara beramai-ramai) adalah kegiatan  yang paling mensejahterakan di seluruh alam semesta. Pahamilah hal  ini agar orang lain menerimanya dengan sungguh-sungguh.”

Bhagawata Purana 12.3.51:
kaler dosa nidhe rajan
asty eko mahan gunah
kirtanad eva krsnasya
muktah- sanga param vrajet

“Walaupun Kaliyuga lautan dosa, namun masih ada satu sifat baiknya, yaitu hanya dengan mengucapkan Maha Mantra Hare Krsna seseorang dapat dibebaskan dari ikatan duniawi dan mencapai  dunia rohani (kerajaan Tuhan yang kekal).”

Caitanya Caritamrta, Antya 20.8
harse prabhu kahena,-suna
svarupa-rama-raya

nama-sankirtana-

kalau parama upaya

“Ketahuilah dariKu (Caitanya Mahaprabhu) bahwa mengucapkan nama suci Tuhan adalah cara yang mudah untuk mencapai pembebasan di zaman Kali  (zaman kekalutan).”

Bhagawata Purana 11.5.36 :
kalim sabhajayanty arya
guna-jnah sara-bhaginah

yatra sankirtanenaiva

sarva-svartho bhilabhyate

“Mereka yang dengan sungguh-sungguh berpengetahuan mampu mengaprisiasi makna khusus dari zaman Kali. Orang yang telah mencapai pengetahuan demikian memuja Kali-yuga, karena di zaman yang sangat merosot ini segala kesempurnaan hidup dapat dicapai dengan mudah melalui  sankirtana.”

Para bhakta di dalam Masyarakat Kesadaran Krishna, dalam kesehariannya diwajibkan mengucapkan mahamantra secara teratur dan berkelanjutan dengan mempergunakan japa-mala (manik-japa) yang terbuat dari  kayu Tulasi. Apabila Maha Mantra tersebut dikumandangkan secara bersama-bersama  apakah dengan atau tanpa diiringi alat-alat musik maka cara bhakti demikian dinamakan Kirtanam.**





Tentang Hare Krishna, Hare Krishna Itu Apa Sih??

              SELAYANG PANDANG  TENTANG 


    HARE KRISHNA
           (KESADARAN  KRISHNA)


  

Ajaran Rohani yang Kekal dan Universal dari
Bhagavad gita dan Sastra Weda lainnya




Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI)
International Society for Krishna Consciousness (ISKCON)




Apakah  Hare Krishna itu ?
Hare Khrisna adalah nama yang dikenal luas singkatan dari  International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) atau Masyarakat Kesadaran Krishna Internasional. ISKCON adalah Visva Vaisnava Sabha yaitu sebuah masyarakat Vaisnava yang didirikan pada zaman peradaban Weda di India. Masyarakat ini sepenuhnya menganut filosofis dan ajaran Weda dari garis perguruan(Parampara) Brahma-Madhva-Gaudiya Sampradaya yaitu  salah satu dari 4 sistem rangkaian garis perguruan Weda  sebagaimana dijelaskan di dalam kitab Padma Purana. Secara Internasional, ISKCON didirikan pada tahun 1966 di Amerika Serikat oleh Beliau Yang Mahaberkarunia A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. Beliau adalah salah seorang Acarya/guru kerohanian,  sadhu-vaisnava  dan sanyasin dalam garis perguruan  Brahma-Madva-Gaudiya Sampradaya tersebut.

Dari Mana Sumber Ajaran Kerohanian tersebut ?

Bhagavad-gita disebut juga Pancama Weda yaitu sebuah kopendium Weda yang merupakan ajaran Ketuhanan dan tuntunan hidup yang paling efektif khususnya pada zaman Kali. Bahgavadgita adalah percakapan suci antara Arjuna dengan Persona Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, yang disampaikan sekitar 5.100 tahun yang lampau atau 3100 tahun sebelum zaman Kristus,  atau 3700 tahun sebelum kemunculan Nabi Muhammad. Berdasarkan data-data ilmiah dan fakta-fakta arkeologi, transformasi ajaran Weda (Bhagavad-gita) tersebut memang benar-benar pernah terjadi, jadi bukan mitos. Karena bersumber dari Yang Mutlak maka Weda adalah pengetahuan yang bersifat mutlak, kekal dan universal (Sanatana Dharma). Pengetahuan tersebut diturunkan melalui guru-parampara, rangkaian  garis perguruan weda. Para acarya di  dalam rangkaian garis perguruan tersebut adalah para guru-kerohanian yang telah memenuhi kwalifikasi. Pada awalnya, pengetahuan ini diajarkan kepada Dewa Brahma, selanjutnya Brahmaji mengajarkannya kepada Maharsi Narada, kemudian  kepada Srila Vyasadeva, hingga akhirnya sampai kepada A.C. Bhaktivedanta Swami Pabhupada (Srila Prabhupada). Kini para guru kerohanian penerus Srila Prabhupada telah tersebar di berbagai belahan dunia, dari berbagai etnis dan latar-belakang/profesi (termasuk kalangan ilmuawan Barat  beberapa di antaranya   bahkan telah mencapai sanyasin). Ajaran tersebut kini populer dengan nama Hare Krishna atau Kesadaran Krishna yang maknanya adalah Kesadaran akan Persona Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna.  Di Indonesia garis perguruan ini mulai berkembang sejak tahun 1980-an, khususnya setelah reformasi  pengikut ajaran ini berkembang,  dan mulai diterima oleh masyarakat. Di Indonesia organisasi ini disebut Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia yang berpusat di Denpasar, dibawah naungan Parisada Hindu Darma, dan telah terdaftar di Departemen Dalam Negeri.
Apakah Hare Krishna itu Hindu ?
Kata Hindu tidak dijumpai dalam Weda, karena pada waktu itu belum  berkembang  filsafat Ketuhanan selain Weda. Istilah Hindu pada awalnya digunakan oleh orang-orang Persia yang merujuk  kepada penduduk yang tinggal di lembah  sungai Shindu yang menganut ajaran Weda. Hingga pada akhirnya masyarakat-weda yang tinggal di sekitar sungai tersebut disebut orang Hindu. Jadi Hare Krishna adalah  Hinduism  dari paham Vaisnava.

Apa Saja Ajarannya ?
Sidhanta-veda mengajarkan agar tercapainya pembebasan (bebas dari siklus kelahiran dan kematian), moksa, Sebagaimana esensi Weda yang diuraikan di dalam sinopsis Bhagavad-gita  sebagai berikut :
1.        Ajaran Tentang Sang Roh.
Diri kita bukan badan, tetapi adalah roh yang abadi (aham brahma asmi), yaitu percikan kekal dari  Persona Tertinggi Tuhan  Yang Maha Esa, Sri Krishna. Pada dasarnya diri kita bersifat rohani (Brahman), namun kini sifat sejati tersebut masih  sedang tertutupi..
2.        Ajaran Tentang Karma dan Reinkarnasi.
Kekeliruan mengembangkan kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada kita membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi terganggu atau “terputus.” Kita jatuh kedunia material yang diliputi oleh triguna, dunia yang bersifat sementara. Cengkraman triguna menyebabkan keterikatan, dan  keterikatan menciptakan reaksi atau karma. Karma mengakibatkan siklus kelahiran dan kematian terus berlangsung, samsara-punarbhava (reinkarnasi).
Bhagavad-gita mengajarkan bahwa sang roh yang masih diliputi oleh tri-guna terus menerus berpindah dari satu badan ke badan lainnya sesuai dengan tingkat kesadaran dan karmanya.


3.        Ajaran Tentang Isvara.
Arjuna dan para resi- agung menyatakan di dalam Gita bahwa Sri Krishna adalah Persona Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, kepribadian yang utama (purusottama), yang bersifat kekal, tak terlahirkan, mahamengetahui (Omnisciense), berada dimana-mana, mahakuasa, penyebab segala sebab (sarva karanam) dan keperibadian paling menarik. Dewa Brahma, dalam pujian beliau kepada Sri Krishna(Brahma-samhita), menyatakan; ‘isvarah paramah krsnah, sat cit ananda vigraha.’ Pengendali Tertinggi adalah Sri Krishna, Beliau bersifat kekal, penuh pengetahuan dan penuh kebahagiaan.
4.        Filsafat Tentang Prakrti (Alam material).
        Sri Krishna menyatakan bahwa Beliau adalah  sumber dari segala perwujudan dan peleburan, baik didunia material maupun didunia rohani.
5.        Ajaran Bhakti-yoga.
Hubungan yang murni dengan Sri Krishna dapat dibangkitkan kembali melalui sadana-bhakti, yaitu melalui pelaksanaan pelayanan cinta-bhakti rohani, yang sepenuhnya  bebas dari  segala pamrih.
6.        Ajaran Tentang Guru Kerohanian.
Weda adalah kebenaran mutlak, ilmu pengetahuan rohani, yang untuk memahaminya mutlak diperlukan peran seorang guru kerohanian yang bona fide.  Guru yang berkwalifikasi dan memiliki otoritas atau guru yang berada di dalam  rangkaian garis perguruan rohani (parampara). Guru kerohanian akan membimbing kita guna menyadari diri kita yang sejati  yang   bersifat kekal, penuh pengetahuan dan  penuh kebahagiaan, sebagaimana  sifat Tuhan Yang Maha Esa meski dalam sekala kecil.
Apa saja Kegiatan  para bhakta/penyembah Krishna  ?
Ada empat kegiatan pokok para bhakta/penyembah :
1.        Membaca/mendengarkan ajaran Weda
        (kirtanam/ sravanam)
Membaca atau mendengarkan ajaran Weda dapat mengembangkan dan membentuk sikap mental kita  agar dapat memiliki sradha yang kuat  di dalam menempuh kehidupan spiritual. Seloka-seloka Bhagavad-gita, Srimad Bhagavata-purana dan kitab-kitab Weda lainnya akan memberi tuntunan serta jawaban yang logis atas segala permasalahan kehidupan di zaman Kali ini. Para penyembah Sri Krishna setiap hari berkewajiban membaca atau mendengarkan lantunan seloka-seloka  suci tersebut.
2.        Berjapa  (kirtanam, sravanan  dan smaranam)
Para penyembah Krishna melantunkan maha mantra  
Hare Krishna :
Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna  Krishna, Hare Hare 
Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare
Mantra ini bersumber dari Kalisantarana Upanisad (dari Yajur Weda). Dinyatakan bahwa Dewa Brahma memberi jawaban atas pertanyaan Maharsi Narada tentang cara atau metoda yang tepat untuk dapat keluar,  terbebas dari pengaruh buruk  zaman Kali (zaman yang penuh kekalutan), yaitu melalui pengucapan Maha Mantra Hare Krishna. Maha Mantra tersebut dapat dilantunkan baik secara bersama-sama atau berkelompok (kirtanam),  maupun dapat diucapkan secara peribadi dengan memakai tasbih (japa mala). Berjapa dilakukan dengan menggunakan sebuah tasbih yang berisi 108 manik,  manik ini  sebaiknya   terbuat dari pohon Tulasi
1.        Pergaulan (Sadhu-sanga)
Pergaulan dengan para penyembah Sri Krishna memberi pengaruh yang luar biasa dalam  mengembangkan sadhana-bhakti. Para penyembah dianjurkan untuk senantiasa mewacanakan, membahas dan mendiskusi segala aspek  sehubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,  Sri Krishna (Krishna katta).

2.        Disiplin.
Atas karunia dan perintah guru, bhaktapenyembah Krishna diwajibkan untuk  melaksanakan 4 prinsip dibawah ini :

a. Vegetarian.

Sastra Weda,  mengedepankan untuk tidak melakukan kekerasan (ahimsa) baik dalam berpikir, berkata maupun perbuatan. Kitab-kitab Weda juga mengajarkan bahwa Tuhan adalah Pencipta  seluruh mahluk hidup baik yang dapat bergerak maupun yang tidak dapat bergerak.  Oleh karena itu korban-suci  atas para mahluk hidup hendaknya dilandasi oleh Smrti, Sruti, Purana maupun kitab-kitab Pancaratra. Pembantaian secara membabi buta kepada binatang-binatang  yang  tripramana-nya masih belum berkembang dipandang sebagai pembunuhan  atas sanak-saudara kita.  Sementara  Tuhan merekomendasi  khususnya persembahan  yang terdiri dari daun, bunga, buah dan air yang dihaturkan dengan  cinta bhakti. Para mahluk hidup, manusia khususnya dapat menerima sisa dari persembahan tersebut sebagai  prasadam/ asrtanam (sisa persembahan). Inilah landasan  hidup vegetarian yang penuh karunia.
b. Tidak Meminum Minuman Keras
Minuman beralkohol, tembakau, kopi dan lainnya yang dapat menimbulkan ketergantungan/keterikatan, dilarang bagi penyembah Krishna. Demikian juga pemakaian obat-obatan atau makanan yang dapat menimbulkan ketagiahan. Hal ini untuk menegakkan perinsip pengendalian diri (tapasya).

c. Tidak Berjudi

Berjudi dapat merongrong nilai-nilai kejujuran. Para penyembah wajib menjauhinya.

d. Tidak Melakukan Hubungan Seks yang Tidak Sah

Hubungan seks dilakukan sesuai prinsip-prinsip sastra, dan hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah menikah, Ini  untuk menjaga kesucian.

Selain prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, para penyembah diwajibkan  untuk mengembangkan sikap tunduk hati, toleransi dan mengembangkan kepedulian kepada masyarakat sekitarnya, sehingga terjalin hubungan yang baik  harmonis dan selaras dengan lingkungannya. Menghormati dan menghargai segala norma, aturan-aturan, budaya/adat yang berlaku dilingkungannya, dengan tetap tidak mengabaikan serta mengorbankan prinsip-prinsip  dan disiplin yang telah diajarkan.

Bagi para simpatisan maupun para bhakta yang baru mulai tergugah untuk kembali menjalin bhakti ini, dimohon menghubungi  alamat-alamat pusat pengajaran dan ashrama Hare Krishna terdekat. **



His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Pendiri - Acarya  International Society for Krishna Consciousness (ISKCON)

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

Sekretariat : Pesona Alam Residen JL. Permana Atas
( 1,2 KM) Cisarua Bandung Barat
Telp: 022-61302613
e-mail : iskcon.bdg@gmail.com
(Lokanatha Acharya Das)